Dental health during pandemic
Penyakit Covid-19 adalah penyakit yang sangat merugikan bukan hanya
masalah ekonomi tetapi juga masalah kesehatan. Ketakutan selalu menyelimuti
Negara ini karena adanya Covid-19. Dalam masalah Ekonomi banyaknya orang yang
PHK akibatnya kurangnya pemasukan sementara dalam dunia kesehatan banyaknya
masyakarat yang takut untuk melakukan pemeriksaan atau melakukan pengobatan.
Masyarakat memilih untuk melakukan pengobatan secara tradisional bahkan ke
dukun. Tetapi ada beberapa penyakit yang tiadk bisa di sembuhkan dengan
mengunakan obat tradisonal salah satu penyakit yaitu sakit gigi. Namun di masa
pandemi saat ini, banyaknya pelayanan poli gigi yang terpaksa harus di tutup
untuk memutus rantai penyebaran penyakit Covid-19. Lalu bagaimana jika ada
keluhan yang darurat (Emergency). disini saya akan memaparkan
beberapa keluhan yang darurat (Emergency) :
- Nyeri gigi karena karies
ataupun pulpitis (peradangan jaringan syaraf gigi), Kondisinya berupa
nyeri pulpa spontan, kuat, sering berdenyut, diperburuk oleh suhu dan
bertahan serta keluhan nyerinya memanjang. Rasa nyeri cenderung menjalar
ke telinga dan pelipis.
- Perikoronitis (nyeri gigi
karena gigi yang impaksi), Nyeri perikoronitis adalah rasa nyeri yang
spontan dan berat, menetap selama berjam-jam, terlokalisasi dengan baik,
dan sakit sekali jika menggigit sesuatu. Gusi disekitarnya terasa lunak
saat diraba, kadang-kadang disertai pembengkakan wajah disertai demam.
- Osteitis dan dry socket, Infeksi osteitis lokal (dry socket) yang terjadi setelah pencabutan gigi setelah
dua hingga empat hari biasanya mengakibatkan peningkatan rasa sakit,
halitosis (bau mulut) dan rasa tidak nyaman.
- Osteitis dan dry socket, Infeksi osteitis lokal (dry socket) yang terjadi setelah pencabutan gigi setelah
dua hingga empat hari biasanya mengakibatkan peningkatan rasa sakit,
halitosis (bau mulut) dan rasa tidak nyaman.
- Trauma gigi diikuti luksasi (kegoyangan gigi) atau avulsi (gigi terlepas dari soketnya), Gigi anterior permanen yang mengalami avulsi dapat berhasil ditanam kembali pada anak, terutama jika apeks akar belum sepenuhnya terbentuk (di bawah 16 tahun). Gigi susu yang avulsi tidak harus ditanam kembali. Semakin muda anak dan semakin cepat replantasi, semakin baik keberhasilannya; gigi yang ditanam kembali dalam 15 menit memiliki peluang 98% untuk dipertahankan setelah perawatan gigi lebih lanjut.
Jika dalam
keadaan seperti di atas terjadi maka sebagai petugas kesehatan maka di harapkan
untuk tetap melakukan pelayanan dengan mengikuti protokol kesehatan. Sehingga
masyarakat tidak khawatir. Tetapi dalam hal ini, petugas perlu juga perlu
menegasan kepada masyakarat untuk selalu menjaga kesehatan. Bukannya hanya
kesehatan secara umum melainkan kesehatan giginya pula perlu di perhatikan.
Dengan cara menyikat gigi yang benar, makan makanan yang bernutrisi ini sangat
penting untuk kebutuhan tubuh dan kebutuhan nutrisi untuk gigi.
kemudian dalam salah satu artikel yang di tulis oleh Oleh : drg. Maria Ersilia mngatakan bahwa Cara terbaik
untuk mencegah keadaan darurat gigi selama pandemi COVID-19 ini adalah
tetap proaktif dalam menjaga kebersihan mulut. Menyikat gigi secara teratur
pagi setelah makan dan malam sebelum tidur. Berikut adalah beberapa tindakan
pencegahan sederhana yang dapat kita lakukan untuk menghindari kecelakaan dan
cedera pada gigi antara lain menggunakan pelindung mulut ketika berolahraga,
mengindari mengunyah es batu, menghindari makan makanan yang keras, biji popcorn,
permen keras dan makanan yang bisa merusak gigi, serta hindari menggunakan gigi
untuk memotong sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
http://balaihatpen.dephub.go.id/index.php/public/berita/detail/359/dental-emergency-dan-dental-urgent-care-pada-masa-pandemi-covid-19
Komentar
Posting Komentar